Senin, 09 Mei 2011

Tujuh Perkara yang Dibenci Tuhan

Amsal 6:16-19) Apakah Allah membenci? Ya, Ia membenci dosa karena Allah adalah suci (Yesaya 6:3)  Apakah Allah mengasihi?  Ya, karena Allah adalah kasih (1 Yohanes 4:8). Ini  bukanlah kontradiksi tetapi kebenaran. Allah mengasihi manusia dan membenci dosa yang dilakukan manusia.
Apakah perbuatan dosa yang sangat dibenci Tuhan?  Amsal 6:16-19 mengatakan, “Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: (1) mata sombong, (2) lidah dusta, (3) tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah, (4) hati yang membuat rencana-rencana yang jahat, (5) kaki yang segera lari menuju kejahatan, (6) seorang saksi dusta yang menyembur-nyemburkan kebohongan dan (7) yang menimbulkan pertengkaran saudara.” Hampir semua jenis dosa dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tujuh kategori itu dan semua dosa mengakibatkan kematian (Roma 6:23).
AMSAL 6:17
Mata (dan hati) sombong adalah dosa kesombongan. Ini adalah dosa yang paling berbahaya karena sewaktu manusia terjatuh ke dalamnya, manusia tidak menyadarinya. Kesombongan adalah keinginan untuk menghargai diri sendiri secara berlebih, melebihi kenyataan yang sebenarnya. Penempatan kata ‘kesombongan’ pada urutan pertama dari 7 dosa yang disebutkan dalam Amsal 6:16-17 tersebut, jika dikaitkan dengan frasa “kecongkakan mendahului kehancuran” yang terdapat dalam Amsal 16:18, maka dapat diartikan bahwa ‘kecongkakan adalah keadaan mental atau moral yang mendahului hampir semua dosa-dosa lain, yang pada akhirnya membawa kepada satu kehancuran.  Memang  tidak dapat dikatakan bahwa secara mutlak semua dosa disebabkan atau bermula dari kesombongan, tapi  dapat dikatakan bahwa ‘kesombongan dapat berlanjut pada tindakan-tindakan lain yang merupakan suatu dosa; misalnya mengucapkan dusta sebagai dukungan untuk menyombongkan diri, dengan maksud merendahkan orang lain, yang dengan demikian pada akhirnya menimbulkan perselisihan dengan sesama. Kesombongan  adalah satu-satunya dosa yang dapat menutup mata manusia  untuk melihat dosa lain dalam hidupnya. Kesombongan  merupakan dosa yang menghalangi manusia meminta pengampunan atas dosa lainnya.
Lidah  dusta adalah dosa kebohongan yang  dilakukan dengan  mengutarakan sesuatu, yang diketahui tidak sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya Di akhir zaman ini, suatu moral yang tanpa disadari sudah menjadi suatu kebudayaan, yaitu berkata bohong. Ada pepatah mengatakan “memang lidah tak bertulang”, untuk memberi sindiran bagi orang-orang yang suka berbohong/menipu. Seseorang yang suka berbohong berarti menjadikan  iblis sebagai “bapa” ( Yohanes 8:44) dan akan menghadapi hukuman Allah (Wahyu 21:8).  Allah sangat menjunjung tinggi kebenaran sehingga dusta yang disampaikan dengan tujuan yang paling baik sekali pun tetap merupakan dosa di mata-Nya yang kudus.
Tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah adalah dosa kekejaman. Kekejaman umumnya berawal dari hilangnya rasa keadilan serta rasa belas kasihan, dan berakhir dengan tindak kekejaman. Kekejaman jelas sangat bertentangan dengan kehendak Allah yang adalah kasih dan juga adil.
Sebagai anak-anak Allah, haruslah kita  hidup dipimpin oleh Roh Allah dan bukan dipimpin oleh  kedagingan.  Sebab keinginan daging bertentangan dengan keinginan Roh Allah, dan keinginan Roh Allah bertentangan dengan keinginan daging. Kedua-duanya saling berlawanan, sehingga kita tidak dapat melakukan apa yang kita inginkan. (Galatia5:16-17). Barangsiapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya. (Galatia5:25).

Renungkan: “Selidikilah aku, ya Allah dan kenallah hatiku, ujilah aku dan kenallah pikiran-pikiranku; lihatlah apakah jalanku serong dan tuntunlah aku di jalan yang kekal”! (Mzm. 139:23-24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar