Senin, 09 Mei 2011

Makan babi atau berzinah – yang mana lebih dibenci Allah?

Orang saleh selalu mempertimbangkan perbuatan-perbuatannya agar mereka berkenan kepada Allah. Setiap agama mempunyai larangan-larangan yang harus diperhatikan. Misalnya agama Islam melarang makan babi. Agama lain mengatakan tidak boleh menyalakan api pada hari Sabat. Lagi ada agama yang melarang merokok. Malahan, ada agama yang melarang makan daging sama sekali.
Pertanyaan yang membingungkan kami ialah: Dosa mana yang lebih besar, makan daging babi atau berzinah? Abu Huraira, pakar Islam yang hidup ratusan tahun yang lalu, pernah menulis bahwa Isa Al Masih akan turun dari surga dan antara lain akan melenyapkan semua babi, karena babi dianggap najis. Nabi Besar Isa Al-Masih, walaupun tidak menyinggung masalah babi, pernah mengajar: Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya [karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya lalu dibuang di jamban], tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskan ..... Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang. (Injil, Markus 7:15-23)
Sudah jelas Kalimah Allah mengajar bahwa hati manusia merupakan "kandang kotor" dan oleh karena itu kita sekalian sungguh najis di hadapan Allah. Perjuangan utama kita ialah bagaimana membersihkan kotoran dosa dari hati kita. Kita perlu mempertimbangkan: Mana yang lebih berat, misalnya menyalakan api pada Hari Sabat atau membiarkan dosa benci mendiami hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar